Tempatmu lahir, tempatmu tumbuh dan berkembang
Rumah yang seharusnya adalah kedamaian bagimu
Tidak pernah terlihat seperti seharusnya
Gaza hilang di tengah-tengah desing peluru bagi mereka
Gaza remuk di telan badai perang yang tiada habisnya bagi mereka
Tapi apa mereka tau, masih ada gaza yang menyala dalam hatimu
Kau menghitung tahun demi tahun dalam ketakutan
Kau berlindung di bawah malam yang mencekam
Dan kemudian menjalani hari-hari dengan penuh tanya
Apa yang ku lakukan sehingga gazaku seperti ini dilukakan?
Mengapa mereka tidak bisa berhenti sebentar saja untuk membiarkan kami untuk setidaknya bernafas dengan benar?
Mengapa harus gazaku?
Entah apa yang dilakukan dunia di luar sana
Kau bukan tidak peduli, tapi kau tidak bisa melihat
Matamu dipaksa menutup dan telingamu dipaksa tidak mendengar
Tapi hatimu selalu ada dan merasa
Jika kau punya satu kesempatan saja untuk berteriak
Maka aku yakin kau akan memekik takbir
Yang mungkin itu adalah untuk terakhir kalinya
Sebelum kau akhirnya syahid dan sempurna di batas intifadha
Aku tau
Penderitaanmu, air matamu, rasa sakitmu
Tidak akan bisa dengan baik ku gambarkan dalam kata-kata
Karena aku tidak akan pernah bisa memahamimu sebaik dirimu
Meski aku ikut teriris, meski aku ikut sakit, meski aku ikut menangis
Semua itu tidak akan sebanding denganmu dan semua yang telah kau perjuangkan
Kawan, kau kawanku yang paling kuat yang sangat ingin ku kenal
Kau yang paling tangguh dan itu yang membuatmu dikagumi
Kau membuatku mengenal gaza dan merasakannya walau tidak sesempurna dirimu
Aku ingin berharap tapi aku tau kau yang lebih pantas berharap
Aku hanya berdoa kau tetap bertahan
Dan tetap bersinar menyilaukan mata dunia
Hingga suatu saat bisa memandangmu dan menggandeng gazamu bersama mereka
with love, from me to GAZA : farahdhila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar